Melihat Proyek-proyek Pembangunan Jalan di Ujung Timur RI


Jakarta - Konektivitas masih menjadi masalah pelik bagi pembangunan di Indonesia bagian timur. Kualitas jalan di wilayah timur dinilai masih kurang baik.

Untuk itu dalam lima tahun ke depan, beberapa proyek jalan besar akan dikebut pemerintah. Proyek ini diharapkan dapat membuka isolasi dan mendorong pertumbuhan kawasan di perbatasan.

Mengutip data Badan Perencanaan Nasional, Jumat (13/9/2019), setidaknya ada beberapa proyek jalan nasional yang dibagi menjadi jalan utama dan jalan perbatasan.

Di Kepulauan Maluku, ada proyek besar pembangunan Jalan Nasional Trans Maluku. Setidaknya ada dua bagian besar di proyek ini, pertama jalan Trans Halmahera di Provinsi Maluku Utara dan Trans Seram di Provinsi Maluku.

Selanjutnya, di Pulau Papua ada percepatan pembangunan Jalan Trans Papua. Jalan ini membentang dari Sorong di Provinsi Papua Barat hingga Merauke di Provinsi Papua. Masih di Papua, pemerintah juga akan mempercepat pembangunan jalan perbatasan di Jayapura.

Berikutnya, ada juga pembangunan jalan di pulau terluar di Papua-Maluku. Pertama, ada pembangunan Trans Lingkar luar di Pulau Biak, pulau terluar Provinsi Papua Barat.

Terakhir, jalan akan dibangun di pulau paling ujung Provinsi Maluku, Pulau Saumlaki. Lalu, ada juga pembangunan jalan di pulau terluar Maluku Utara, Pulau Morotai.

Sumber:Detik.com
Share:

Deretan Bandara yang Bakal Dibangun di Maluku-Papua


Jakarta - Konektivitas transportasi udara di timur Indonesia masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah. Padahal, lewat udara, mobilitas di timur Indonesia bakal bisa lebih mudah.

Bahkan, sebelumnya Wakil Gubernur Papua Barat Mohammad Lakotani pernah mengatakan bahwa langit timur khususnya Papua, sangat efektif untuk mobilitas masyarakat dibanding transportasi darat.

"Kita bangun bandara itu 2-3 tahun terjadi, bikin jalan itu dua periode gubernur juga belum tentu jadi," kata Lakotani, di Ambon, Kamis (12/9/2019).

Lakotani pun meminta pemerintah membangun lebih banyak bandara perintis. "Bangun bandara perintis ini kita mohon untuk jadi prioritas," pungkasnya.

Mengutip data Badan Perencanaan Nasional (Bappenas), Jumat (13/9/2019) selama lima tahun ke depan, bandara ikut menjadi fokus pembangunan di Indonesia Timur. Mulai dari bandara besar dan bandara perintis akan dibangun di ujung timur.

Di Papua sendiri nantinya akan dibangun jembatan udara, maksudnya membangun bandara perintis. Ada beberapa bandara perintis yang akan dibangun, mulai dari di daerah Wamena, Dekai, Oksibil, Elelim, Ilaga, Mozes Kilangin.

Selain itu akan ada tiga bandara besar baru di Papua. Mulai dari Bandara Siboru Fak-Fak dan Bandara Wasior Baru di Provinsi Papua Barat, lalu Bandara Nabire Baru di Provinsi Papua.

Bukan cuma di Pulau Papua, di gugus Kepulauan Maluku pun akan ada dua bandara baru. Salah satunya Bandara Weda di Provinsi Maluku Utara yang akan mendukung Kawasan Industri Teluk Weda. Terakhir di Provinsi Maluku akan dibangun bandara Gorom.

Sumber:Detik.com
Share:

RI-Jepang Kumpul Bareng Bahas Infrastruktur Terowongan

Jakarta - Pemerintah Indonesia dan Jepang melakukan seminar bersama membahas perencanaan terowongan. Nantinya, kedua belah pihak akan saling berbagi soal pengetahuan mengenai terowongan.

Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Sugiyartanto mengatakan terowongan merupakan inovasi konstruksi modern. Menurutnya, terowongan dapat menjadi alternatif pemanfaatan ruang bawah tanah.

"Pembangunan terowongan ini jadi salah satu inovasi pembangunan. Terowongan ini merupakan pemanfaatan underground space yang efektif," kata Sugiyartanto, di Komplek Kementerian PUPR, Senin (16/9/2019).

Dia mencontohkan salah satu proyek terowongan yang sukses yaitu pembangunan MRT Jakarta. Menurutnya, MRT menjadi contoh sukses karena dapat menekan kemacetan Jakarta.

"MRT ini menjadi solusi kemacetan di DKI Jakarta, MRT dibangun di pusat kota yang padat dan diselesaikan tanpa ganggu wilayah sekitar, solusi yang sama bisa digunakan di kota besar," kata Sugiyartanto.

Indonesia sendiri saat ini sedang membangun beberapa proyek dengan terowongan. Beberapa proyek besarnya seperti jalan tol Cisumdawu dan underpass menuju Bandara Kulon Progo.

Sumber:Detik.com
Share:

Rincian Proyek Rp 571 Triliun Anies untuk 'Obati' Jakarta

Jakarta -

Meski segera menanggalkan predikat sebagai ibu kota, Jakarta akan tetap dikembangkan. Bahkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan merencanakan pembangunan untuk 'mengobati Jakarta'.

Dalam rencananya Anies meminta anggaran hingga Rp 571 triliun untuk membangun kembali Jakarta. Kepala Badan Perencanaan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro memaparkan laporan Anies kepada Bappenas.

Bambang menjelaskan ada empat proyek besar yang akan dilakukan untuk mengembangkan Jakarta. Mulai dari pembangunan transportasi publik, pelayanan air bersih, penanggulangan banjir, dan pembangunan rumah.
"Yang pertama transportasi publik, itu mau akan meneruskan MRT sampai 223 km. Lalu LRT juga, dan perluasan trayek Transjakarta," kata Bambang di kantornya, Senin (16/9/2019).

Berikutnya ada perluasan akses air bersih, hingga pembangunan rumah murah. "Ini ada juga peningkatan air bersih, penangan banjir, sampai bangun rumah murah," kata Bambang.

Dari data yang disampaikan Bambang, berikut ini daftar lengkap proyek pembangunan Jakarta yang digagas Anies dengan anggaran Rp 571 triliun:

Pembangunan transportasi publik
a. Pembangunan MRT menuju 223 km, Rp 214 triliun
b. Pembangunan LRT menuju 16 km, Rp 60 triliun
c. Perluasan TransJakarta menuju 2.149 km, Rp 10 triliun
d. Peningkatan kereta dalam kota menuju 27 km, Rp 27 triliun
e. Peremajaan 20 ribu angkutan umum, Rp 4 triliun

Pelayanan air bersih

a. Pembangunan saluran air bersih 100% warga Jakarta, Rp 27 triliun
b. Pengelolaan air limbah, Rp 69 triliun

Penanggulangan banjir Jakarta, Rp 70 triliun

Pembangunan 600 ribu unit rumah murah, Rp 90 triliun

Sumber:Detik.com
Share:

Papua Kekurangan Bandara Perintis, Menhub: Kita Sudah Berusaha


Foto: Pesawat perintis Dimonim Air hilang kontak di Papua. (Istimewa)
Jakarta - Masyarakat Papua Barat mengeluhkan kurangnya pembangunan bandara perintis. Masyarakat mengklaim pemerintah pusat, termasuk Kementerian Perhubungan kurang hadir.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan bahwa pihaknya sudah berusaha menggenjot konektivitas udara di sana. Bahkan Budi menyebut bandara perintis yang dibangun Kemenhub sudah sebanyak 300 bandara.

"Sebenarnya kita sudah berusaha. Bandara kita itu sudah 300-an lebih di sana," kata Budi di kantornya, Selasa (17/9/2019).
Katanya, kalau memang masih ada komplain, Kemenhub akan mengalokasikan dana pembangunan untuk membangun bandara perintis di Papua. Budi juga mengatakan setiap tahun ada setidaknya 10 bandara perintis dibangun.

"Jadi kalau masih ada komplain, ya kita dengan dana pembangunan akan kita lakukan pembangunan-pembangunan. Setiap tahun kita lebih dari 10 bandara kok," kata Budi.

Sebelumnya, Wagub Papua Barat Mohammad Lakotani meminta agar pemerintah dapat menjadikan pembangunan bandara di Papua Barat jadi prioritas, khususnya bandara perintis yang hubungkan daerah terpencil di sana.

"Bangun bandara perintis ini kita mohon untuk jadi prioritas, entah di Kemenhub atau di mana. Bandara perintis itu rata-rata dibangun oleh misionaris, ini yang dibilang pemerintah kurang hadir," ungkap Lakotani di Hotel Santika, Ambon, Kamis (12/9/2019).

Sumber:Detik.com
Share:

Tanah di Halim Rampung, Stasiun Kereta Cepat Siap Dibangun


Foto: Fadhly F Rachman
Jakarta - Kantor Pertanahan Jakarta Timur siang ini menyerahkan dokumen hasil pengadaan tanah untuk prasarana kereta cepat Jakarta-Bandung kepada PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI).

Penyerahan hasil pengadaan tanah dilakukan oleh Direktur Utama PT PSBI Natal Argawan Pardede dengan Kepala Kantor Pertanahan Jakarta Timur Samsul Bahri, dan disaksikan langsung oleh Direktur Jenderal Pengadaan Tanah Kementerian ATR/BPN Arie Yuriwin.

Dalam kesempatan itu, Arie mengungkapkan hasil pengadaan tanah ini untuk fasilitas Stasiun Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang berada di wilayah Cipinang Melayu, Jakarta Timur.

"Jadi ini penyerahan pengadaan tanah yang terletak di Kota Jakarta Timur, terdapat di Kelurahan Cipinang Melayu dan Kelurahan Halim Perdanakusuma," kata Arie di Hotel Melia, Jakarta Selatan, Selasa (17/9/2019).

Arie mengatakan, hingga saat ini sudah ada 5 lokasi pengadaan tanah yang sudah diserahkan, yakni Jakarta Timur, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Karawang, dan dan Purwakarta.

"Jadi masih ada Kabupaten Bandung, Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Cimahi. Itu akhir 2019 akan diselesaikan semua," jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT PSBI Natal Argawan Pardede mengatakan nilai pengadaan lahan di Jakarta Timur ini hampir mencapai Rp 700 miliar.

"Untuk di Jakarta Timur saja, sekitar Rp 650 miliar, hampir Rp 700 miliar," jelasnya.

Sumber:Detik.com
Share:

Bakal Ada Badan Otorita Kelola Lahan di Ibu Kota Baru


Jakarta - Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Sofyan Djalil mengatakan pemerintah akan membentuk Badan Otorita untuk mengatur lahan di ibu kota baru.

Dia mengatakan, nantinya Badan Otorita ini lah yang akan menguasai lahan di ibu kota baru.

"Di dalam kawasan ibu kota baru, kalau ibu kota baru nanti akan dibikin Otorita. Tanah itu akan dikuasai oleh Otorita," kata Sofyan di Kantor Kementerian ATR/BPN, Jakarta baru-baru ini saat diwawancara detikcom.

Badan Otorita ini dibutuhkan atas pertimbangan tertentu. Salah satunya untuk mengawal pembangunan ibu kota baru agar sesuai rencana.

"Supaya ada yang kelola karena ini kan nanti untuk sementara tidak ada wali kotanya ya. Itu daerah yang khusus. Jadi untuk mengelola itu dibutuhkan Otorita supaya pembangunannya itu betul-betul berkembang sesuai dengan rencana," jelasnya.

Sejauh ini, lanjut Sofyan baru konsep-konsepnya saja yang mulai disiapkan. Untuk membentuk Badan Otorita tersebut harus menunggu Undang-undang mengenai pemindahan ibu kota baru negara.

"Konsepnya saja. Harus ada undang-undang mengenai pembentukan ibu kota. Kan harus diproses dulu yang itu-itu," jelasnya.

Namun saat ini belum ada pembicaraan secara mendalam mengenai rencana pembentukan Badan Otorita tersebut. Menurutnya Badan Otorita akan dibentuk tergantung kebutuhan, dengan catatan Undangan-undangan pemindahan ibu kota sudah ada.

"Ya sangat tergantung bagaimana kesiapan-kesiapan yang dibutuhkan. (Badan Otorita) bisa dibangun besok, bisa dibangun tahun depan," jelasnya.

Belum bisa dipastikan pula apakah nanti Badan Otorita ada di bawah kementerian, di bawah Sekretariat Negara atau apa. Dia menambahkan, itu nantinya akan sangat tergantung kebutuhan.

Sumber:Detik.com
Share:

Bor Raksasa dari China Segera Wira-wiri di Bawah Tol Japek


Foto: Wijaya Karya
Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) direncanakan akan melihat proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung pada Oktober mendatang. Dia akan melihat progres pembangunan terowongan atau tunnel di kawasan Halim Perdanakusuma.

"Kami bersama MRT tadi harus kunjungi salah satu site dari proyek kami di tunnel satu Halim Perdanakusuma, di Jakarta Timur, yang rencananya di pertengahan Oktober nanti akan dikunjungi bapak Presiden (Jokowi)," kata Direktur HR, LA & Aset PT KCIC Puspita Anggraeni di Hotel Melia, Jakarta Selatan, Selasa (17/9/2019).

Puspita mengatakan hal itu menjadi fokus dari pihaknya untuk bisa segera menyelesaikan proyek di lokasi tersebut.

"Jadi salah satu titik monumental yang dikawal bapak ibu sekalian, yang sangat jadi concern, dan akan dikunjungi presiden, itu menjadi perhatian dari Manajemen KCIC," jelasnya.\

Dia menjelaskan, dalam pembangunan terowongan tersebut, bor raksasa yang digunakan akan segera beroperasi.

"Ada portpile yang harus ditarik, sehingga alat bor kami yang besar itu bisa bekerja dan melakukan beberapa rework, tapi akhirnya sudah bisa berjalan," jelasnya.

Sejak pertama kali dirakit pada pertengahan Februari 2019, alat bor raksasa yang disebut tunnel boring machine (TBM) ini kini segera dioperasikan menembus lapisan tanah di bawah tol Cikampek mulai KM 3+300, dari arah Jakarta. Total bobot yang dimiliki bor raksasa ini mencapai 3.649 ton dengan diameter 13,19 meter dan panjang yang mencapai 105 meter.

Sebelumnya, penggunaan TBM dengan diameter 6,64 meter dan panjang 90 meter telah berhasil menghubungkan jalur underground MRT Jakarta Fase I yang kini telah resmi beroperasi.

"Kira-kira dua minggu lagi alat bornya sudah bisa mulai bergerak, sehingga bapak presiden sudah bisa berkenan melihat di pertengahan Oktober," tuturnya.

Sumber:Detik.com
Share:

Beri Masukan soal Rumah Tahan Gempa, ITS Terjunkan Tim Teknik Sipil ke Lombok

Rabu (8/8/2018) besok, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dijadwalkan akan mengirim tim teknik sipil ke lokasi gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). 

Tim akan mendampingi warga untuk mengevaluasi sekaligus memberi masukan tentang bagaimana membangun rumah tahan gempa. 

Tim teknik sipil yang terdiri dari 4 orang tersebut adalah pakar dari Pusat Studi Kebumian Bencana dan Perubahan Iklim (PSKBPI) ITS. Mereka adalah Ir Faimun MSc PhD, Dr Wahyuniarsih, Dr Endah Wahyuni dan Chandra Irawan ST MT. 

"Tim akan membantu memetakan mana rumah yang masih layak huni, rumah yang harus diperkuat dan mana rumah yang berbahaya atau sudah tidak boleh ditempati," kara Priyo Suprobo, ketua Laboratorium Beton Teknik Sipil ITS, Selasa (7/8/2018). 

Selain membantu masyarakat dalam mengevaluasi kondisi kontruksi rumah, kata Priyo, tim juga membagi pengalaman, pengetahuan dan menyosialisasikannya kepada masyarakat tentang membangun rumah dengan struktur tahan gempa. 

"Tim dari ITS akan bekerja sama dengan tim dari Universitas Mataram dalam bertugas," ucapnya. 

Tim gabungan ITS dan Universitas Mataram, kata dia, akan mengoperasikan perangkat lunak Rapid Visual Screening ITS. Software tersebut berfungsi untuk melakukan mitigasi bangunan tahan gempa.

"Dengan software tersebut bisa diketahui sebuah konstruksi lemah terhadap gempa atau tidak," tuturnya.

Tim ahli dari Universitas Mataram akan mengoperasikan software tersebut sebagai tenaga ahli. Sebab, kata Probo, perangkat lunak itu hanya bisa dioperasikan oleh tenaga ahli. 

Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Senin (6/8/2018) siang, menyebutkan, 91 orang meninggal dunia dan 209 korban luka-luka akibat bencana gempa bumi yang mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (5/8/2018) malam. 

Daerah Lombok Utara disebut paling parah terkena dampak gempa bumi. Di wilayah tersebut, 72 orang meninggal dan 64.

Sumber:Kompas.com

Share:

Fakta Aneh Amblesnya Jalan Raya Gubeng Menurut Pakar Teknik Sipil ITS


Pakar Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember ( ITS) Surabaya, Prof Ir Indrasurya B Mochtar MSc PhD, mengungkap hal aneh dan unik dari peristiwa amblesnya lapisan tanah di Jalan Raya Gubeng Surabaya, pada Selasa (17/12/2018) malam. 

Prof Indrasurya yang sudah melihat dari dekat lokasi amblesnya Jalan Raya Gubeng pada Rabu (18/12/2018) siang menyebut tidak sepenuhnya peristiwa itu disebut longsor, karena dia melihat, volume tanah yang berpindah tempat ke proyek galian basement tidak seluruhnya. 

"Kemungkinan ada sebagian tanah yang ambles masuk ke dalam perut bumi," kata Kepala Laboratorium Mekanika Tanah ITS itu. 

Indrasurya juga menyebut, kejadian ambles sebagian Jalan Raya Gubeng sangat unik dan penuh pertanyaan, karena hanya satu sisi penggalian yang mengalami ambles, yakni sisi jalan raya. "Sedangkan sisi lainnya masih kokoh berdiri. Di situ berdiri berbagai bangunan yang besar dan tidak terjadi sesuatupun," terangnya. 

Umumnya, tanah ambles disebabkan karena curah hujan yang sangat tinggi sebelumnya. Tapi faktanya, sebelum kejadian hujan tidak begitu lebat dan tidak ada genangan air. 

Keanehan lainnya kata Indrasurya, berdasarkan data persebaran struktur tanah di Surabaya, tanah di proyek tersebut bisa dikatakan layak untuk penggalian basement. "Buktinya, salah satu sisi penggalian yang belum memiliki dinding penyangga, tidak terjadi perpindahan tanah sedikit pun," ujarnya. 

Dirinya atas nama tim dari ITS akan bekerjasama dengan polisi untuk mengungkap penyebab sebenarnya amblesnya tanah di Jalan Raya Gubeng Surabaya.

Sumber:Kompas.com
Share:

Recent Posts