Korea Selatan Bidik Peluang dari Proyek Infrastruktur RI

TEMPO.COJakarta - Sejumlah pengusaha dari Korea Selatan berharap bisa  ikut berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia. Sebelumnya, investor dari Kanada telah lebih dulu terjun ke bisnis jalan tol di Indonesia, dengan membeli sebagian saham pengelola jalan tol Cipali. 
Besarnya minat pengusaha Korsel itu terlihat dari pameran teknologi Korea Institute of Civil Engineering and Building Technology (KICT) yang digelar di Jakarta sebagai ajang perkenalan teknologi konstruksi asal Negeri Ginseng. Vice President of KICT Kwon Sooahn mengatakan setiap tahun, pihaknya menggelar pameran guna memperluas jaringan di luar negeri. Di Indonesia, pameran bertajuk KICT Construction Technology Fair sudah berlangsung empat kali.
Pada tahun ini, KICT Construction Technology Fair menghadirkan 15 badan usaha Korsel yang bergerak pada sektor jasa konstruksi dengan berbagai spesialisasi. Selain pameran, terdapat 85 sesi pertemuan antar badan usaha (Business-to-Business meeting).
"Setiap tahun, kami membuat pameran di luar negeri untuk mencari buyer. Kami berharap bisa terus menjalin kerja sama dengan Indonesia dan seperti pepatah: berjalan sampai ke batas, berlayar sampai ke pulau, Kami ingin membantu [pembangunan infrastruktur] Indonesia seperti berlayar sampai ke pulau," jelasnya dalam pembukaan pameran di Hotel Sheraton Jakarta, Kamis 26 September 2019.
Pembangunan infrastruktur yang pesat di Indonesia dalam lima tahun terakhir membuat investor asing kepincut untuk memasarkan produknya ke Indonesia. Sebagaimana diketahui, dalam periode 2020-2024, investasi infrastruktur diperkirakan mencapai Rp6.455 triliun. Jumlah tersebut belum termasuk anggaran pemindahan ibu kota negara (IKN), yang sebesar Rp466 triliun.
Perwakilan Asia Material Ltd Ryu Yongsun menyatakan proyek infrastruktur Indonesia punya prospek yang menjanjikan sehingga pihaknya berniat memasarkan produknya ke Indonesia. Dia menyebut pihaknya sudah menjalin nota kesepahaman dengan perusahaan Indonesia untuk menjual produk peralatan konstruksi. "Kami manufaktur yang memproduksi peralatan untuk pembangunan terowongan," ujar Ryu.
Sumber:Tempo.co
Share:

Recent Posts